Mendaki Gunung Artapela Bandung

Pernah denger nama Gunung Artapela? Gunung yang terletak di desa sukapura kecamatan kertasari dan berbatasan langsung dengan kecamatan pangalengan ini merupakan gunung yang akhir2 ini mulai naik daun karena pesona keindahan alamnya, Gunung artapela memiliki ketinggian 2194 mdpl dan menjadi salah satu gunung favorit yang berada di Bandung Selatan.

Puncak Sulibra (gunung Artapela)

Waktu itu gue di ajak oleh salah satu temen baru gue dari jakarta untuk mendaki gunung artapela, awalnya sih gue mikir-mikir karena waktu itu mepet banget sama hari pernikahan gue (ciieeee nikahhh), tapi dengan berbagai pertimbangan akhirnya gue mengiyakan saja karena gue pikir ini masih di bandung hahahaha. tapi travelmate gue kali ini gak bisa ikut karena kalau cewek harus bener-bener di pingit, huuuhhh sad sad, tapi sebelumnya gue minta ijin calon istri gue dulu biar barokah, untung saja calon istri gue ini mengerti banget. Alhamdulillah..

Okey temen gue dari jakarta (Agus, Asep, Vaqih dan Elsa) menggunakan sepeda motor dari jakarta menuju bandung dengan meeting point yang telah disepakati yaitu di Terminal Leuwi Panjang sedangkan gue, asmar dan ryanda berangkat dari bandung hihihihi, singkat cerita setelah kami bertemu di terminal leuwi panjang kamipun sempat mampir ke pasar terlebih dahulu untuk membeli logistik.

Memulai perjalanan dari Kota Bandung sekitar pukul 7 pagi dengan meggunakan rute Buah Batu - Bojongsoang - Ciparay - Pacet - Kertasari - Desa Sukapura, perjalanan membutuhkan waktu sekitar 2,5jam karena kami sempat istirahat di sebuah minimarket untuk membeli logistik tambahan seperti air mineral karena di gunung artapela nanti tidak ada sumber mata air. Okey, sesampainya di pos pendakian Artapela Via Desa Sukapura, Kami diminta untuk mengisi registrasi via online (untung ada kuota internet), setelah mendaftar kami mendapatkan notifikasi email berupa peta, kalau biasanya peta jalur pendakian diberikan berupa kertas foto copyan akan tetapi pendakian gunung artapela ini menggunakan aplikasi geo tracker, jadi download dulu aplikasinya yah kalau kamu pengen liat jalur pendakiannya hihiihihi, tapi karena kami tidak ada yang punya aplikasi geo track terpaksa deh kami hanya mengikuti petunjuk jalan menuju puncak. *akibatmalesdownload

Sebelum berangkat menuju puncak, seperti biasa ritual berdoa bersama wajib dilakukan, Bismillah... Kebetulan waktu itu pihak dari gunung artapela sedang mengadakan sebuah event bertemakan "Go Green", dimana masing-masing dari kami membawa 1 buah tanaman untuk di tanam di atas puncak nanti, Oke Perjalananpun dimulai, awal trekking kami melewati kebun-kebun yang dikelola oleh warga sekitar, awal perjalanan cenderung landai, namun setelah menemui bukit pertama kami diam sejenak karena ada persimpangan yang mencurigakan, yang satu menuju arah bukit dan yang satunya lagi sedikit melingkar melewati bukit, menurut informasi dari pihak artapela jalan yang paling cepat adalah melewati seven field (kebon 7), "KATANYA" sih bisa sampe 2jaman tapi trekkingnya naik turun, nah kalau lewat jalur melingkar jalannya cenderung landai namun bisa memakan waktu 4-5jaman, akhirnya kami memilih jalan yang landai mengingat si elsa yang satu-satunya cewek di pendakian ini mengalami kecapean, *kecapean jauh dari pacarnya kali -- Plaaakkkk.
Melewati bukit-bukit artapela
Setelah kurang lebih 100meter berjalan, ada beberapa petani yang memberi tau kami jalan menuju gunung artapela, jalan tersebut mengarah ke bukit yang sebelumnya kami hindari (walah-walah siap-siap nandu si elsa nih hihihhi). Saat menaiki Bukit tersebut jantung kami di paksa bertedak lebih kencang dari biasanya, di tambah tidak adanya pepohonan sebagai tempat berlindung dari sengatan matahari yang terkadang begitu kejam. alhasil setelah hampir sampai puncak bukit kamipun istirahat sejenak di bawah pohon pisang, awalnya si elsa nyerah dengan kondisi fisik yang sudah terkuras di awal pendakian, menurut gue sih kayaknya tubuh si elsa kaget karena mungkin sebelum pendakian ini doi jarang olahraga hahahahaa. tapi si asep dan agus selalu menyemangati si elsa dan alhasil pendakianpun dilanjutkan kembali.
Ayo semangat Gaesssss
Perjalanan di lanjutkan kembali melewati bukit-bukit yang begitu enak di pandang tetapi bikin rindu ketika di daki (rindu es kelapa nih sebenernya) hihihi, beberapa kali si elsa angkat tangan menandakan dirinya sudah tidak kuat lagi mendaki, namun tetap saja kami semua mencoba memberi dia semangat agar bisa berjuang bersama, setiap kali dirinya berhenti maka kamipun juga ikut berhenti, karena tidak ada teman yang membiarkan temannya tertinggal. cmiiwww
Pendakian Gunung Artapela
Keep Spirit gayss
Walaupun jalan kami lambat, tetapi jika dilakukan bersama-sama maka akan terasa menyenangkan, tidak perlu terburu-buru dalam menggapai puncak, mending lambat asal bersama jauh lebih baik hihihiihi. Sekitar pukul 12.30 awan gelap mulai menyelemuti dari kejauhan, sebenernya pengen langsung tancap gas sih supaya tidak kehujanan di jalan, tetapi perut dan kaki ini perlu istirahat sejenak, kamipun istirahat di sebuah gubuk yang biasa dijadikan tempat menginap petani saat menggarap kebun di ketinggan sekitar 1500 mdpl.
 
Perjalanan Menuju Puncak Artapela
Melewati kebun-kebun di bukit yang sering disebut 7 field
Setelah beristirahat kamipun kembali melanjutkan perjalanan, tapi kali ini jalur yang kami lalui lebih menanjak dan curam, butuh pegangan pacar/mantan agar lebih cepat sampai menuju puncak hihihi. Oh yah, Jalur Artapela ini di dominasi oleh lahan perkebunan, jadi jangan heran jika kalian sudah berjalan jauh tetapi masih ada kehidupan manusia yang sedang bercocok tanam, kami juga sempat berbincang dengan salah satu petani, selain menanyakan jalan kamipun mencoba berinteraksi lebih dekat dan akhirnya terjebak dalam obrolan yang panjang hahaha. Sebari istirahat kamipun berbincang sebari mendengarkan cerita dari si bapak petani (Sebut saja Aki namanya), si aki ini merupakan salah satu petani yang menggantungkan nasibnya di lahan yang dulunya adalah kawasan pehutanan. untuk menggarap lahan pertanian ini si aki terkadang harus menginap di gubuknya dan tidak pulang sampe 5hari karena jarak dari lahan ke pemukiman cukup jauh dan akan menghabiskan tenaga dan waktu.
Saat berbincang dengan salah satu petani
Setelah 20 menit berbincang, kamipun melanjutkan perjalanan kembali, tujuan kami adalah puncak sulibra, informasi yang kami dapat dari beberapa petani, ada yang bilang 4-5 jam lagi untuk mencapai puncak sulibra, ada juga yang bilang 1-2 jam lagi, padahal waktu itu sudah menunjukan pukul 14.30 sore, minimnya petunjuk jalanpun membuat kami sedikit prustasi dibuatnya, kegalauanpun mulai muncul ketika kabut mulai turun dan si elsa sudah tepar di jalan (seperti pingsan sih namun masih sadar) wkkwkww. alhasil si agus yang sudah terlebih dahulu berjalan berinisiatif untuk mengecek apakah puncak sulibra masih jauh atau tidak, sementara asmar dan ryanda berada beberapa meter di atas gue, asep dan elsa. sedangkan si vaqih mencoba menemani agus tanpa membawa tas cariernya.
Kabut mulai turun membatasi jarak pandang
Bukan hanya si elsa saja yang tepar, tetapi si asep yang kelelahan pun akhirnya tertidur, gue cmn bisa menjaga mereka sebelum hal-hal yang tidak di inginkan terjadi. beberapa menit kemudian si vaqih datang dengan membawa kabar bahwa tidak ada tanda-tanda puncak, nguahahhaha apes nih, yang ada hanyalah sebuah hamparan padang savana yang kosong, akhirnya si vaqih meminta gue untuk melihat lokasi padang savana tersebut yang rencananya akan dipakai untuk mendirikan tenda karena si elsa sudah tepar tak berdaya. uwwooooww
Saat asep dan elsa teparrr
Setelah sampai di padang savana, gue lihat si agus tiduran sebari menutup wajahnya dengan jaket, bermaksud tak ingin mengganggu istirahatnya akhirnya gue dan vaqih yang nge-cek lokasi camp, dan dirasa cocok untuk mendirikan tenda gue dan vaqih kembali turun dengan membawa tas carier masing-masing. Di tengah kabut yang tebal si vaqih mendirikan tenda, sementara gue menjemput elsa dan asep, dengan membawa sedikit harapan untuk bisa melanjutkan hidup, dan akhirnya merekapun beranjak dari tidur mereka nguahahahaa

1 tendapun telah didirikan, kamipun tidur rebahan sebari ditemani kabut yang tebal dan angin semliwir di sore hari. Setelah istirahat sejenak sekitar 20menit kemudian muncul 3 orang pemuda yang sedang membawa air galon kecil sebari di gotong dan menyapa kami "kang, pasang tendanya mah di atas aja", sayapun dengan cekatan langsung menyapa balik "dimana kang? puncak? masih jauh gak?", "di balik pohon besar itu udah puncak kok" celetuk salah satu dari 3 orang pemuda, obrolan singkat itu sontak membawa angin segar kepada kami semua, setelah 3 orang pemuda tadi hilang ditelan kabut akhirnya gue dan agus memutuskan untuk mengecek apakah puncak sulibra itu benar di balik pohon atau tidak, *resiko kalau mendaki berkabut dan belum tau trek sih yah seperti ini hahhahaa
Di balik pohon itu katanya puncak !! (foto di ambil saat kondisi cerah)
Setelah gue dan agus cek ternyata benar apa yang dikatakan 3 orang pemuda tadi, puncak sulibra hanya tinggal sekitar 50meter dari padang savana sekaligus tempat kami pasang tenda wkwkwk kocak juga sebenernya, seandainya saja tidak ada 3 pemuda yang membawa air tadi mungkin kami sudah tidur pulas di dalem tenda dan masih meraba-raba lokasi puncak hahahahaha.. Okey. kamipun bergegas beres2 kembali dan berjalan menuju puncak, sedangkan 1 tenda yang telah didirikan kami bawa dengan cara mengangkat bagian sisi tendanya, yah walaupun jaraknya cuman 50 meter tetapi jika membawa tenda yang sudah jadi rasanya repot juga hihihiihi. setelah sampai puncak kami melihat beberapa tenda telah didirikan dan melihat segerombolan orang yang menatap ke arah kami, mereka heran sekaligus lucu mungkin melihat kami membawa tenda sudah jadi dari bawah, seakan mengajak bercanda mereka semua serentak teriak dari kejauhan "la ilaha illallah - la ilaha illallah" seakan mengerti dengan candaan mereka kamipun ikut tertawa dan tak lupa saling menyapa.

Tempat favorit untuk mendirikan tenda di puncak sulibra ini adalah di bawah pohon, namun karena puncak sulibra ini hanya memiliki sedikit pohon (alias gundul) alhasil kami tidak kebagian tempat favorit tersebut nguahahaha. Di tengah tebalnya kabut saat itu kami bergegas mendirikan tenda yang satunya lagi sekaligus memasak air hangat dan mie instan. Oh yah, kami sampai di puncak sulibra ini sekitar pukul 16.30 (termasuk tiduran di padang savana), berarti kurang lebih sekitar 6.5 jam pendakian menuju puncak sulibra ini, hahahaha.

MALAM HARI (di buang sayang)
Malam harinya si vaqih dan kawan-kawan sudah tepar duluan, mengingat mereka berangkat dari Jakarta menggunakan sepeda motor tanpa istirahat dan langsung mendaki, sedangkan gue, asmar dan ryanda sibuk dalam obrolan hangat hingga tak terasa kopi hangat berubah menjadi kopi es wuaaaaaahhh..

Hujanpun mulai turun namun masih malu-malu, dan pemandangan yang biasa disebut "city light view" pada malam hari tidak terlihat dikarenakan kabut yang cukup tebal, tidak beruntung memang tapi apa boleh buat karena bukan itu yang kami mau, tapi kebersamaan yang menghangatkan suasana menjadikan moment-moment indah dapat terlahir.

Puncak sulibra ini berada di ketinggan 2076 mdpl, tidak terlalu tinggi namun sangat cocok untuk pendaki pemula yang ingin pertama kalinya mencoba hobi orang hihhihihi, oh yah sebenernya ada jalan cepat untuk menuju gunung artapela ini yaitu lewat pangalengan, jarak yang ditempuhpun jauh lebih singkat ketimbang lewat sukapura, hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam saja, namun menurut salah seorang seketariat gunung artapela jalur pangalengan tersebut masih menjadi jalur ilegal. weeeeewwwwhh

Malam semakin larut, hingga pukul 12 malam hujan tak mau berhenti, akhirnya kami menutup tenda rapat-rapat dan mencoba untuk tidur karena semakin malam semakin deras saja hujannya, sejujurnya gue lebih nyaman begadang di luar sambil ngobrol kesana kemari tapi apa daya hujan yang tak bersahabat membuat gue cuman bisa dengerin radio di dalem tenda (di gunung artapela masih ketangkep siaran lokal bandung loh) hihihihiihii..

Sekitar jam 2 malam, hujan semakin menjadi jadi saja, angin pun berhembus dengan kencangnya, asmar dan ryanda terbangun, ada sedikit kekhawatiran di wajah mereka, khawatir akan tenda roboh ataupun air masuk ke dalam tenda sampe-sampe si asmar sholawatan euy hiihihhihi, dan setengah jam di hantam 'badai' hebat akhirnya tenda kamipun rembes juga, air masuk dari sisi-sisi jahitan tenda, tapi masih bisa di tolerir karena tidak menyebabkan banjir di dalam tenda. huuhh selamat..

Walaupun hujan lebat tetapi masih banyak pendaki yang baru datang, mereka membangun tenda di tengah guyuran hujan lebat, sesekali gue mendengar teriakan-teriakan para pendaki yang sedang membangun tenda *duhhh rivuh.. Tak berapa lama terdengar suara dari tenda tetangga "ye, tenda lu aman?",,, gue langsung menjawab "aman-aman santai aja" (padahal aslinya musti nahan air yang rembes hahahaha) tak bermaksud ingin merepotkan tetangga akhirnya kami bertiga membersihkan sisa-sisa air yang rembes.

Hujanpun sedikit reda namun terdengar suara riuhan dari luar tenda, ternyata tenda orang lainpun rembes dan musti di atur ulang posisinya, bahkan tenda si vaqih tak disangka kebanjiran (ternyata orang lain lebih ripuuuuhhh) hahahha, alhasil si asep dan elsa mengungsi ke tenda kami, sedangkan gue bantu kerja bakti bersama si agus dan vaqih, gile bener dah pokoknya mah tenda tetangga udah kayak kolam lele aja musti di serok airnya hahahhaa.
Sekitar jam 3 subuh setelah kerja bakti di tengah hujan dan tebalnya kabut akhirnya kami akhiri malam yang panjang ini dengan segelas 'kopi hangat', nikmat rasanyaaa mennn...

PAGI HARI (sunrise)
Sunrise di puncak sulibra artapela

Seperti biasa para pemburu sunrise keluar dari singgasana tendanya, satu persatu orang-orang menempati spot terbaik di puncak sulibra, namun sayang seribu sayang, sunrise yang cantik tertutup oleh kabut tapi terkadang kembali cerah, pemandangan indah yang eksotisss terpampang megahh mennn..
Namun ada hal yang lebih berharga dari sang surya yang muncul di peradaban adalah kita masih diberi nikmat untuk bisa menghirup udara segar.... always be grateful gayssss...

Kopi sederhana namun nikmat sekali .. yihhaaaaa
Pemandangan sekitar Puncak Sulibra

Hinnnyyaaaaiiii 


TIPS UNTUK KALIAN YANG INGIN MENDAKI GUNUNG ARTAPELA
* olahraga sebelum melakukan pendakian
* membawa logistik yang cukup, diwajibkan membawa air mineral yang cukup karena di atas puncak tidak ada warung apalagi minimarket !!
* berhati-hati saat mendaki di musim hujan
* gunakan sepatu yang pantas untuk mendaki
* instal aplikasi geo track jika ingin mengetahui jalur pendakian artapela
* bawa jas hujan kresek biar kecehh bray 
* bersosialiasilah dengan petani di gunung artapela
* jaga selalu teman selama pendakian dan lupakan MANTAN !!
* puncak paling favorit adalah puncak sulibra yang berada di ketinggian 2076mdpl (masih di bawah puncak artapela 2194 mdpl)
* Tiket pendakian Gunung Artapela : 10rb/orang dan 5rb/sepeda motor.

** jika ingin mendaki lewat desa sukapura kalian bisa mengikuti rute berikut "Buah Batu-Bojongsoang-Ciparay-Pacet-Kertasari-Desa Sukapura"
Foto Bersama di puncak sulibra - artapela

Jangan Tinggalkan Sampahmu di Gunung !! Bawa turun sampahmu seperti kamu membawa cerita hebat yang siap untuk di ceritakan kepada anak cucumu.





post ulang dari crazytravelamate.com -2016-

*almostbackpacker adalah lanjutan crazytravelamate.com

Ayye Arifin

We Are Crazy ^_^

No comments:

Post a Comment