Merindu di Gunung Prau, Pendakian minimal View Maksimal

Meskin saya bukan pecandu keitnggian, namun terkadang ada rasa rindu untuk menikmati semua suasana yang ada di alam liar terutama gunung.

Kali ini saya putuskan untuk mengunjungi Gunung Prau, Gunung sejuta umat yang banyak di gemari oleh kalangan pendaki, selain karena tracknya yang ramah di dengkul, pemandangan gunung prau sangat memanjakan mata,  maka dari itu tanpa basa basi kita lets go !! Prauuuuuu aku merinduu !!!

Gunung Prau

JUMAT

Saya, Novi (istri saya), Nurul dan Rio, kami ber-empat berangkat dari kota Bandung menggunakan Bus Sinar Jaya pada sore hari, kami memilih waktu sore hari karena pada pagi harinya kami semua mencari rezeki di tempat kerja masing-masing.

Btw, di Bandung saat itu sedang musim hujan, di beberapa titik justru terjadi kemacetan akibat banjir, dan rasanya "rariweuh" bawa karier menuju terminal Cicaheum saat musim hujan apalagi saat sore hari. Crowded banget lalu lintas bandung saat itu, yang jelas musti spare waktu, jangan terlalu mepet sampe terminal yah gaesss.. saya bela-belain kerja setengah hari agar tidak mepet dengan jadwal bus keberangkatan.

Terminal Bus Cicaheum Bandung

Owh yah tiket Bus Sinar Jaya dari bandung menuju wonosobo sebesar 120k, kami berangkat sekitar pukul 18.00, jam pemberangkatan terakhir menuju wonosobo. Dari bandung sendiri ada dua pilihan bis untuk menuju wonosobo yaitu Budiman dan Sinar Jaya

Pengalaman menaiki bus sinar jaya ini cukup nyaman terlebih pengemudinya tidak ugal-ugalan sehingga memberi rasa aman kepada para penumpang, oh yah ada satu kejadian yang terjadi saat bus masih di daerah kota bandung, ketika itu bus sedang berjalan pelan, tiba-tiba sang pengemudi berteriak sambil menghentikan bus, ternyata penumpang yang duduk di belakang kokpit sang pengemudi tak sengaja kakinya menekan APAR (alat pemadam kebakaran), nah naasnya gas tersebut menyembur langsung ke area sang pengemudi, sehingga pengemudi tersebut teriak keperihan,, hal itu juga membuat semua penumpang kaget, untung saja bus sedang berjalan pelan dan berada di sisi sebelah kiri, jika bus sedang ngebut dan berada di jalur berkelok akan lain ceritanya.. Alhamdulilaaah masih diberi keselamatan, semoga kami selalu di lancarkan disetiap perjalanan kita. begitulah pintaku..

Bus Sinar Jaya yang kami naiki

SABTU

Sekitar jam4 subuh kami sampai di terminal Mendolo Wonosobo, terminal ini merupakan salah satu titik point pertama bagi para pendaki yang ingin pergi menuju gunung prau, sindoro dan sumbing.

Kami ber-empat beristirahat sejenak sebari minum kopi di salah satu warung yang berada di sekitar terminal, kami bertemu salah satu pendaki dari bandung yang ingin menaiki gunung prau, Pendaki tersebut akan mendaki gunung prau via patak banteng secara solo, sebetulnya kami sudah mengajak untuk join bareng naik via dieng, tetapi pendaki tersebut bersikeras ingin naik via patak panteng.. ok not problem, namun pada akhirnya kami menaiki bus 3/4 bersama menuju tujuan basecamp masing-masing.

Terminal Mendolo Wonosobo

Setelah sholat subuh, sekitar jam 5 kami berangkat menggunakan bus 3/4 , normalnya ongkos menuju basecamp sekitar 25k, namun berhubung kami di arahkan oleh calo alhasil ongkos menjadi naik, walaupun sebetulnya sudah kami tawar, dan hampir satu bus tersebut berisi para pendaki yang akan menaiki gunung prau dengan tujuan basecamp yang berbeda-beda.

Bus 3/4 yang kami naiki, sedang berhenti di sebuah pasar untuk membeli logistik

Percayalah perjalanan menuju dieng itu sangat memanjakan mata !! don't sleep in the bus !!

Sesampainya di dieng kami istirahat sejenak sebari sarapan terlebih dahulu agar tidak boloho. saya sendiri sarapan dengan nasi yang kami bawa dari rumah sebelumnya, dengan lauk pauk sisa beli semalam, oh yah kami numpang makan di salah satu depan ruko terminal dieng.

Tugu ikonik Dieng

Dari terminal dieng, kami menuju basecamp melewati gang rumah-rumah penduduk, jaraknya kurang lebih 500 meteran dari jalan utama dieng, sesampainya di basecamp kami registrasi dan mengisi data2 barang bawaan.. ada beberapa barang yang wajib di bawa terutama sleeping bag, jaket, tenda, sarung tangan dan perlengkapan pribadi lainnya, ada juga yang tidak boleh seperti tisu basah, kembang api dan hal yang berbahaya lainnya,,  setelah turun gunung data tersebut akan di cek kembali oleh petugas, jadi jangan main-main nanti kena denda ya hahahha. 

tapi bagus sih, prosedur pendakian gunung di jawa tengah sudah banyak menerapkan hal yang serupa.. menimalisir sampah walaupun tetap aja masih banyak di temukan sampah di atas gunung. so sad

FYI : tiket pendakian gunung prau via dieng sebesar 30k/orang

Basecamp Gunung Prau via Dieng

Sekitar pukul 09.30 kamipun memulai pendakian, tracking awal kami melewati kebun milik warga sekitar. hindari jalan siang yah, karena sudah pasti sangat panas.

Foto keluarga terlebih dahulu

Perjalan menuju pos 1



BASECAMP - POS 1

Perjalanan dari basecamp menuju pos 1 didominasi oleh vegetasi terbuka, namun setelah melewati ladang penduduk kamu akan memasuki hutan, dan itulah awal mula perjalanan yang sangat menyenangkan dan menyejukan.

Estimsi waktu dari basecamp menuju pos1 versi kami kurang lebih 30 menit, karena tenaga masih banyak kamipun lanjut menuju ke Pos2 tanpa beristirahat di Pos1.

Pos 1 Gunung Prau via Dieng


POS 1 - POS 2

Menuju Pos 2 sebenarnya perjalanan masih nyaman untuk dengkul dan nafas, belum di temukan track-track yang bakalan menguras tenaga, hanya ada beberapa tanjakan yang memberi salam selamat datang hehehe.

Dari Pos1 ke Pos2 kami membutuhkan waktu sekitar 40menit, dengan sesekali istirahat mengatur nafas karena sadar diri kami ini termasuk pendaki siput, kalau si rio gak termasuk karena dia basicnya pelari. hihihihihi

Beberapa Tanjakan Menuju Pos 2

Di pos2 kami beristirahat sejenak, sebari mengurangi beban air mineral yang di bawa dari basecamp hehehe. Di Pos 2 sendiri areanya lumayan luas, cukup untuk belasan tenda, namun tempat ini bukan tempat favorit camp, malah kami gak menemui tenda yang berdiri, hanya sebagai tempat istirahat saja sebelum melanjutkan perjalanan.

Pos 2 Gunung Prau Via Dieng

POS 2 - POS 3

Setelah Beristirahat, sekitar pukul 10.50 kami melanjutkan perjalanan, kali ini banyak di temukan track-track yang menanjak, lumayan menguras dengkul, namun kemiringan masih wajar dan yang paling enak jalur via dieng ini adalah vegetasi yang masih cukup rapat, jadi walaupun nafas terengah-engah kebantu oleh teduhnya pepohonan sepanjang jalur.

Track Terus menanjak , tapi masih cukup nyaman 

Sepanjang jalur pendakian kita di temani oleh akar-akar pohon yang menjalar, spot ini juga disebut akar cinta, perjalanan dari Pos 2 menuju Pos 3 sendiri membutuhkan waktu sekitar 40menit, Pos 3 sendiri di tandai oleh plang dan area yang tak terlalu luas seperti Pos 2. Oh yah , sebelum sampai di Pos 3 nanti ada persimpangan, jalur tersebut merupakan jalur pendakian Gunung Prau Via Kalilembu.

Di Pos 3 kami kembali beristirahat sejenak dengan melepas dahaga dengan air putih dan sekedar mengisi perut oleh roti tawar yang kami bawa dari Bandung, 

Pos 3

POS 3 - PUNCAK

Setelah beristirahat cukup lama kamipun melanjutkan perjalanan, dari Pos 3 menuju puncak track sudah tidak begitu menanjak, cenderung landai walaupun masih banyak di temukan tanjakan namun ramah di dengkul, vegetasipun perlahan-lahan sudah mulai terbuka, gunung sindoro pun dari kejauhan sudah bisa keliatan, walaupun sedikit tertutup awan, namun percayalahan pemandangan seperti itu bisa menjadi suntikan semangat. 

Dan Alhamdulillah, Sekitar pukul 12.40 atau sekitar 45 menit berjalan dari Pos 3 kami telah sampai di puncak gunung prau dengan di tandai adanya tugu di sekitaran puncak, dari sini kita bisa melihat langsung hamparan sabana yang sangat luas waktu itu karena kita tibanya agak siang-an tentu sabana tersebut sedikit tertutup kabut, tak apa, namun dari puncak ini menuju sunrise camp bakalan menjadi perjalanan yang menyenangkan.

Foto di puncak Gunung Prau Saat pulang (cerah)

Dari puncak menuju Sunrise point jalannya landai cenderung banyak turunan, disini kami beberapa kali behenti untuk sekedar mengabadikan moment, alhasil kami banyak menghabiskan waktu di sabana. Perjalanan dari Puncak menuju Sunrise camp sendiri menghabiskan waktu 1,5 jam yang seharusnya normalnya hanya 30 menit saja wkkwkwkw, Oh yah, di sabana kami sekalian makan siang sih, syahdu banget, apalagi saat itu kabutnya sedang menutupi sabana.. The best place and moment ..

Sabana Gunung Prau 


Sekitar 14.30, Kami tiba di sunrise camp, kami langsung mencari spot camp yang di rasa cocok. kalau datangnya siang hari jangan takut kehabisan spot camp favorit kalian yah, jika sudah menjelang sore ke malam sudah pasti spot favorit sudah terisi penuh, bahkan sampai malam hari pun sebenernya masih ada orang-orang yang berdatangan dan mendirikan tenda. namun jangan khawatir karena kapasitas sunrise camp gunung prau cukup banyak karena lokasinya berada di sabana itu sendiri. Di Gunung Prau sendiri sekarang sudah tersedia shelter emergency dan mushola, tolong di jaga yah fasilitasnya.

Btw, karena waktu itu sedang berkabut sehingga pemandangan sekitar tidak kelihatan, akhirnya kami muter-muter terlebih dahulu sebelum menentukan spot camp, rencananya sih pemandangan depan tenda langsung menghadap view gunung sindoro dan sumbing, walaupun dengan resiko di terpa angin kencang. 

Mendirikan Tenda di Gunung Prau

Setelah mendirikan tenda dan masak-masak, saya dan rio jalan-jalan sejenak di sekitaran sunrise camp, waktu itu cuaca sedang berkabut jadi pemandangan tidak begitu terlihat, namun tak berselang lama tiba-tiba kabutpun menghilang, kami bergegas berlari menuju ke arah tenda kami, karena view point dari depan tenda kami sendiri langsung menghadap gunung sindoro.. dan masyaallah pemandangannya begitu sangat indah, gunung sindoro dan sumbing terlihat sangat gagah di kala sore hari, tak mau menyia-nyiakan moment, saya pun menyalakan rokok sebari ditemani secangkir kopi, dan tak lupa hp untuk mengabadikan moment. masyallah

Pemandangan Gunung Sindoro dan Sumbing di Kala Sore Hari

Sore menjelang malam sungguh mata di manjakan oleh pemandangan yang luar biasa, walaupun kamera hp tidak bisa menangkap keindahan tersebut, yang teringat adalah langit jingga hingga berubah menjadi kemerlap bintaang yang bertaburan di atas langit. Masyallah

Sore hari

Malam hari

Oh yah, karena posisi camp kami langsung menghadap pemandangan dan areanya sangat terbuka, sudah di pastikan pada malam hari tenda kami bergoyang karena kondisi angin yang sangat kencang hhehe. sayang rio tidak merokok, saya gak ada temen merokok di luar tenda .. hiksss

Tak berselang lama, karena emang angin di luar begitu menusuk kulit akhirnya saya masuk ke dalam tenda menemani rio sibuk dengan sleeping bagnya hehe, oh yah, kami membawa 2 tenda, yang 1 untuk cowok dan 1 lagi untu tenda cewek.. aman !!

Tenda kami saat malam hari

Malam Hari tidak begitu tenang, karena banyak teriakan-teriakan dari tenda pendaki yang di ganggu oleh Babi Hutan atau istilah kerennya Bagas (Babi Ganas), memang di gunung Prau ini masih cukup banyak populasi dari si Bagas, tipsnya jika tidak ingin di serang si bagas adalah usahakan sisa makanan ikat di atas pohon atau jika tidak ada pohon di sekitar masukan kedalam tenda dan ikat rapat-rapat, karena si Bagas ini mencari makanan dengan indra penciuman di hidungnya, selebihnya berdoa saja agar si Bagas tidak silahturahmi ke tenda Kita.

Jam setengah 5 pagi jangan lupa bangun gaess !! Karena Golden Hour sudah di mulai, jangan sampai ketinggalan moment yang sangat indah !! cukup buka tenda kita bisa melihat pemandangan yang luar biasa, tanpa perlu summit attack terlebih dahulu. Sunrise di Gunung Prau merupakan salah satu yang terbaik di indonesia !! masyaallah..

Untuk pemandangan di Gunung Prau gak usah di ragukan. biar foto yang bercerita !!

05.00
Sunrise




Hanya di Gunung Prau Pendakian yang ramah di dengkul tapi view maksimal. Bagi siapa saja yang sudah pernah ke prau saya yakin cepat atau lambat kamu bakalan rindu ,, rindu ya prau !!

Happy Holiyay !!



Ayye Arifin

We Are Crazy ^_^

No comments:

Post a Comment